Sisa

Tulisan terbaru dari cerita longor
selamat membaca,

SISA
Wah, baru terus ya..., "kata ibu penjual nasi itu padaku, yang rutin ku membeli makan di warungnya karena warung itu yang terdekat dan ada lauk yang ku sukai. Telur rempah atau ikan pindang bersama nasi sepiring di warung prasmanannya. Ibu itu, aku lupa namanya, yang ku ingat sampai sekarang adalah nasihat-nasihatnya yang selalu sampai ke telingaku melalui keakraban dan kebiasaanku membayar harga dengan lembaran-lembaran uang seribu-duaribu dan seterusnya"

"Ah ibu, ini simpananku semenjak sekolah dulu, tak sudi ku buat jajan sebelum kaleng bekas kue kukis penuh dengan lembaran-lembaran baru. Walau ini juga sisa-sisa beasiswaku dulu".

"wah, Alhamdulillah, beasiswanya bisa sampai ke warung ibu juga ya", dan kami tertawa bersama-sama.

Sudah hampir sebulan aku dirantau, dan kekhawatiranku untuk makan semakin menjadi-jadi. Tak lupa nasihat ibu itu ku lakukan setiap hari. Besoknya, di kelas kursus, karena saking kesalnya tutor kami dengan ketidak seriusan mayoritas siswa, kami di tanya satu per satu. Biaya dari siapa yang kami dapatkan semenjak kursus bahasa asing. Serentak menjawab dari orang tua. Sedang aku menjawab dari uang sisa-sisa beasiswaku, bidikmisi, dan sekarang hanya tersisa untuk beberapa hari lagi. Mungkin tak sampai untuk seminggu ini.

setiap saat aku merenenung dengan kebingunganku, mau curhat ke siapa, semenjak aku belajar di sini, rasanya belum ada kemajuan yang terasa. bahkan aku kewalahan dengan cepatnya penyampaian dari tutor, atau mungkin karena aku terlalu lambat menyimak penjelasannya.

seperti biasa jam istirahat aku membiasakan nongkrong di warung ibu. untuk puasa aku masih belum mampu. hari ini nyoba, besoknya asam lambungku kambuh, demikian seterusnya. Hingga saat sepi di warung itu, aku lihat kantongku hanya berada dua ribu rupiah, kulihat ibu tidak ada, mungkin sedang salat duha, bapak juga tidak ada, siswa lain juga tidak ada, mungkin ini kesempatanku. apa aku bungkus saja jualan ibu, tapi bagaimana, ibu itu sangat baik. Mungkin itu hanya topeng saja, atau dia akan ikhlas saja, buktinya dia salat duha, saat ngobrol dia kan selalu membangga-banggakan keluarganya, rajin salat malamlah, puasalah, ngaji sampai subuh lah, padahal sambil kerja dan masak-masak. iya sudah, aku makan sisa-sisa pakan orang saja. bismillah...


foto: kursus bahasa asing, 
Kampung Inggris, Pare, Kediri 2017


terima kasih sudah berkunjung,
jangan lupa berlangganan ya, gratis.
cerita-longor.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.